Profil Pengasuh


RIWAYAT HIDUP
K. H. Ahmad Zaini Dahlan
Bismillahirrahmanirrahiim
KELAHIRAN
K. H. Ahmad Zaini Dahlan bin Wikarta bin Wangsadjija dilahirkan pada hari Rabu, 30 Sya’ban tahun 1931 di kampong Babakan Margaluyu, Ciamis, Jawa Barat.

KE RENGAS DENGKLOK
Ayahanda K. H. Ahmad Zaini Dahlan ke Rengas Dengklok untuk ikut nenek, setelah 1 tahun baru K. H. Ahmad Zaini Dahlan menyusul dan 3 tahun kemudian Ibundanya menyusul. Usia 8 tahun masuk sekolah belajar di Madrasah dibawah bimbingan Ustadz Abdul Kudus, lulus Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1947, pada tahun 1948 berdagang.

PESANTREN KE BOGOR
Pada tahun 1949 masuk pesantren di Sukaraja Bogor dibawah bimbingan Mama Ajeungan K. H. R. Mansyur. Tahun 1955 ikut Mama Ajeungan K. H. R. Mansyur pindah ke Babakan Sirna.

PESANTREN KE TEBU IRENG
Awal tahun 1960 masuk Pondok Pesantren Tebu Ireng dibawah bimbingan K. H. Kholiq Hasyim (putra Hadratusy Syech K. H. Hasyim Asy’ari), dan mengaji kepada:
1.    K. H. Adlan Ali                    (Ilmu Fiqih/Fathul Wahab)
2.    K. H. Idris Al Kamali           (Tafsir Hadist)
3.    K. H. Mannan Tua              (Ilmu Falak)
4.    K. H. Syamsuri Baedowi     (Ushul Fiqih)
Kemudian pada akhir tahun 1960 pergi ke Ronggojampi, Banyuwangi untuk “berdikari dan usaha” serta belajar ngaji kepada: K. H. Dulhadi dan K. H. Harun. Pada akhir tahun 1960 ayahanda beliau wafat. Tanggal 20 Desember 1960 K. H. Ahmad Zaini Dahlan menikah dengan E. Dzubaedah binti H. Tohir, setelah menikah pergi ke Ronggojampi lagi beserta istri selama 1 tahun, pada awal tahun 1962 dijemput mertua dan kembali ke Jonggol, Bogor.
Awal tahun 1963 kembali ke Pondok Pesantren Al Attiqiyyah – Babakan Sirna Bogor (mengabdi sampai Mama Ajeungan K. H. R. Mansyur wafat pada tahun 1968). K. H. Ahmad Zaini Dahlan belajar dan mengabdi kepada Mama Ajeungan K. H. R. Mansyur selama 17 tahun (dari tahun 1949 s.d. tahun 1963). Pada bulan Februari 1965 beliau berguru kepada Mama Ajeungan K. H. R. Abdullah bin Nuh. Pada hari Ahad, 26 Agustus 1984/28 Dzulqo’dah 1404 H. Beliau menunaikan ibadah Haji ke Baetullah.

GURU-GURU K.H. AHMAD ZAINI DAHLAN
Guru-guru K.H.Ahmad Zaini Dahlan adalah:
1.    KH. Mansyur bin Yusuf, Bogor
2.    KH. Usman Perak, Jakarta
3.    KH. Abdullah bin Nuh, Bogor (akhir tahun 1968)
4.    KH. Syamsuri Baedowi, Tebu Ireng - Jombang (Ushul Fiqih)
5.    KH. Idris Al Kamali, Tebu Ireng – Jombang (Tafsir)
6.    KH. Manan Cukir, Tebu Ireng – Jombang (Ilmu Falak)
7.    KH. Adlan Ali, Tebu Ireng – Jombang (Ilmu Fiqih)
8.    Ustadz Kudus, Rengas Dengklok

MERINTIS BERDIRINYA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
1.    Madrasah Nurul Haq
-  Tanggal 15 Mei 1965/1 Muharram 1386 H, mendirikan madrasah diniyyah dengan luas 5m x 6m, dari bilik bamboo, berlantai tanah, kelas 1 s.d. 3, (kelas 4 menggunakan lokasi Al Attiqiyyah, Babakan Sirna).
-  Tanggal 3 Jnauari 1976/1 Muharram 1396 H, membuat kursi/bangku untuk kelas 6.
2.    Masjid Jami’ Nurul Yaqin
-  Pada tahun 1967 mendirikan Masjid Jami’ Nurul Yaqin, mendapat waqaf tanah dari Bapak H. Payumi dan Bapak Marta serta sebagian dapat membeli, luasnya adalah 4m x 5m, dinding dari bilik dan lantai tanah, dan pada tahun 1975 diperluas menjadi 14m x 7m.
-  Pada tahun 1975 ada pengajian Mama Ajeungan KHR. Abdullah bin Nuh, ba’da Jum’at.
-  Pada tanggal 1 Agustus 1988 bangunan induk diperluas menjadi 15m x15m, dengan fasilitas: 1 Bak Air (sumber air dari ledeng/PAM), Kantor, 3 Bak Air (sumber air dari mata air), Berlantai dua, Ruang Kamar Santri (berukuran 7m x 8m, untuk 18 orang santri).
3.    Majlis Ta’lim
-  Pengajian Bapak-bapak, dilaksanakan pada malam Minggu, tempatnya di Madrasah dengan materi pengajian dari kitab Siyarus Salikin, pada tahun 1975 tempat pengajian dipindahkan ke Masjid Jami Nurul Yaqin.
-  Pengajian Ibu-ibu, dilaksanakan pada setiap hari Jum’at pagi bertempat di Madrasah Nurul Haq, dengan materi Tauhid (Durrus Samin), Sifat 20, Irsyadul Anam, Hidayatus Salikin dan iyarus Salikin.
-  Perelek, dengan menggunakan beras per minggu 1 gelas bagi yang ikhlas.
-  Iuran Qurban dilaksanakan mulai tahun 1976/1977.
4.    Pondok Pesantren Nurul Imdad
-  Tanggal 1 Desember 1980/22 Muharram 1401 H memasang boplang pondok pesantren.
-  Tanggal 8 Desember 1980/30 Muharram 1401 H adalah peletakan batu pertama.
-  Tanggal 4 Mei 1983/21 Rajab 1403 H diresmikan oleh: Mama Ajeungan KHR. Abdullah bin Nuh.
-  Dana pembangunan didapat dari hasil sumbangan swadaya masyarakat, dermawan, aghnia, civitas akademika IPB Bogor.
-  Dalam hal pencarian dan penerimaan dana, KH. Ahmad Zaini Dahlan akan menerima zariah dari siapapun yang benar-benar ikhlas, tidak mengajukan kepada pemerintah, maksudnya dan hikmahnya untuk menanamkan rasa tanggung jawab umat Islam terhadap agamanya, tidak untuk dimonopoli oleh seorang muslim/dermawan/hartawan, dengan maksud menerapkan ajaran Rosul tentang zariah kepada setiap hartawan, muslimin wal muslimat, dan tidak menerima bantuan atau sumbangan yang mengatasnamakan dirinya dari satu golongan, karena biasanya dengan mengatasnamakan golongan dia ingin numpang pasang iklan.
-  Tujuan lainnya dalam hal pencarian dana dengan tidak mengajukan kepada pemerintah, dimonopoli oleh seorang muslim dermawan/hartawan dan yang mengatasnamakan satu golongan adalah untuk “memupuk benih-benih pemuka agama Allah yang ikhlas”. (Keterangan ini didapat dari catatan dalam buku biografi KH. Ahmad Zaini Dahlan) 
-  Tanah pondok pesantren adalah merupakan wakaf dari Bapak H. Fayumi bin H. Mulyani.
-  Mulai diisi pada malam Rabu 10 Mei 1983/27 Rajab 1403 H oleh remaja Babakan Fakultas, Tegal Manggah dan sekitarnya, dengan jumlah santri 30 orang.

SIFAT-SIFAT K.H. AHMAD ZAINI DAHLAN
Menurut Ustadz H. Fatahillah Marzuki salah seorang santri terdekatnya, sifat-sifat K.H. Ahmad Zaini Dahlan adalah sebagai berikut:
1.    Bersifat ajalah (tergesa-gesa) dalam hal kebaikan, seperti halnya sifat Nabi Ibrahim, AS. Hal ini bisa dilihat ketika akan membangun madrasah, masjid, maupun pondok pesantren.
2.    Sangat berwibawa, baik dikalangan masyarakat sekitar pondok pesantren, maupun dimata pejabat pemerintahan.
3.    Sangat rajin bangun tengah malam untuk melaksanakan sholat malam yang selesainya menjelang waktu subuh tiba.
4.    Sangat bertanggung jawab didalam mendidik para santrinya dengan harapan agar para santri tersebut menjadi penerus didalam menegakkan syiar Islam.
5.    Sangat membenci berbagai hal kemunkaran.
6.    Sangat menyayangi orang yang lemah, seperti anak yatim dan fakir-miskin.
7.    Tidak meninggalkan kewajiban baik sebagai pengajar santri maupun ketika tholab ilmu kepada para gurunya walaupun dalam keadaan sakit.
8.    Bersifat sabar didalam menghadapi berbagai masalah dan musibah.
9.    Ramah-tamah didalam menerima tamu.
10.              Orang pertama yang menyebarluaskan syiar Islam di Babakan Fakultas, secara gigih menentang berbagai bentuk kedholiman yang ada.
(Dalam catatan buku biografi KH. Ahmad Zaini Dahlan tertulis, bahwa agar berhasil maka senantiasa berpuasa hari Senin dan Kamis, malamnya baca Sholawat, Insya Allah berhasil, dengan mottonya: “utamakan ilmu Allah, ilmu umum jangan ketinggalan).

SALAH SEORANG TOKOH TERKEMUKA NU
Di kalangan para tokoh Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Ahmad Zaini Dahlan adalah bukan orang baru, beliau pernah menduduki jabatan Ketua Mustasyar PC. NU Bogor, kemudian menjadi Ketua Syuriah PC. NU Bogor selama dua periode berturut-turut walaupun akhirnya pada tahun 1987 beliau keluar dari kepengurusan NU. Alasannya adalah bahwa, “NU sudah dilanda perselisihan pendapat dan perpecahan. Nabi bilang, perselisihan pendapat dan perpecahan merupakan kehancuran”. Bahkan beliau melihat NU sekarang sudah banyak ditunggangi oleh kepentingan politik, termasuk oleh para pengurusnya. K.H. Ahmad Zaini Dahlan masuk NU pada tahun 1953.
(Keterangan ini dikutip dari pernyataan K.H. Ahmad Zaini Dahlan kepada wartawan majalah Hidayatullah menjelang pemilu 1997 dan catatan buku biografi).

SIKAP POLITIK K.H. AHMAD ZAINI DAHLAN
Sikap politik K.H. Ahmad Zaini Dahlan adalah istiqomah di “partai Islam kalau tidak ada partai Islam, maka sikap politiknya adalah dipartai yang dipimpin oleh orang Islam, tidak tercampur dengan orang-orang kafir.
(Keterangan ini diambil dari catatan buku biografi K.H. Ahmad Zaini Dahlan).

TENTANG SHOLAT JAMA’AH
1.    Agar berwibawa, pimpin shalat jama’ah.
2.    Pantang menjadi pimpinan ummat, dengan melakukan shalat menyendiri.
3.    Peliharalah diri sebelum ditinggalkan masyarakat.
4.    Berjama’ah adalah syarat menjadi pemimpin yang disegani.
(Keterangan ini diambil dari catatan buku biografi K.H. Ahmad Zaini Dahlan).

TENTANG MA’ISYAH
1.    K.H. Ahmad Zaini Dahlan, tidak ridho ada santri yang cari uang dengan agama, tidak ridho kalau ada santri yang bersekolah dengan niat menjadi bujang kafir.
2.    Berjuang dalam masyarakat agar berwibawa, jangan memperlihatkan kebutuh kepada orang lain.
3.    Hidup jangan mengandalkan kepada manusia dalam segala-galanya.
(Keterangan ini diambil dari catatan buku biografi K.H. Ahmad Zaini Dahlan).

DO’A DAN WASIAT
1.    Wasiat:
-  Jadilah pendamping para ulama, walaupun kalian kelak menjadi apa saja.
-  Kalau ingin punya ilmu bermanfaat harus benar-benar mendekatkan diri kepada Allah.
-  Para santri kalau pulang kampong jangan malah mundur.
-  Para santri Nurul Imdadharus menguasai kitab-kitab kuning.
-  Perjuangan 5 M, yaitu: Madrasah, Majlis Ta’lim, Ma’had, Masjid, dan Masyrakat
2.    Do’a:
-  Ingin menumpahkan seluruh tenaga dan pikiran demi agama Allah.
  (Diucapkan di Multazam tahun 1984)
-  Mudah-mudahan syiar-syiar agama Islam di Babakan Fakultas bisa diteruskan.
-  Apabila sudah ada yang menjalankan (pengurus K.H. Ahmad Zaini), Ustadz siap dipanggil kehadirat Allah.
 (diucapkan pada tanggal 27 Maret 1996).


In Memorium

Mengenang Guru, Suami dan Ayahanda Tercinta

Ayah …………
Sepeninggalmu ………………
Kami lalui hari-hari tanpa cinta dan kasihmu,
Acap dalam mimpi masih kulihat senyummu,……………..
Tatapanmu……………..
Dan semangatmu yang tak kunjung padam……………...
Menyejukkan kelopak mata dikala hangat
Kadang juga masih terngiang nasehat dan petuahmu…………….
Menumbuhkan gairah hidup dikala gundah
Banyak yang tersisa setelah kepergianmu………………..
Teladan,
Dermawan,
Cinta kasih,
Pengorbanan, dan
Kesederhanaan……………..
Mengisi lubuk hati kami………………
Akan sebuah kerinduan yang abadi
Kami yang selalu rindu mengenangmu

Bogor, 13 Januari 2004

KH. Ahmad Zaini Dahlan
bin Wikarta bin Wangsadjibja

         Lahir                  : Rabu, 30 Sya’ban 1931
Wafat                 : 10 Dzulqo’dah 1424 H/ 2 Januari 2004

 
SILSILAH GURU
K.H. AHMAD ZAINI DAHLAN

SYECH ALI MURTADO AZZABIDI
SYECH ABDUSSOMAD AL PALEMBANI
SYECH ZAINUDIN SUMBAWA
MAMA MUHTAR ATTORIDI
MAMA MANSYUR BIN YUSUF
K.H. AHMAD ZAINI DAHLAN
(Diambil Dari Keterangan Almarhum K.H. AHMAD ZAINI DAHLAN)





Istri, Putra, Menantu dan Cucu
K.H. Ahmad Zaini Dahlan
Istri:
 Ibu Hj. E. Dzubaedah binti H. Tohir

Putra/i:
      1.      Ustadz Drs. Ahmad Wahid Mubarok
      2.      Ahmad Musana Mubarok
      3.      Ustadz Ahmad Musalas Mubarok
      4.      dr. Siti Robiah Mubarok

Menantu:
      1.      Fivi Lutfiyah, Am.A (Istri Ustadz Drs. Ahmad Wahid Mubarok)
      2.      Siti Nurwulandari (Istri Ahmad Musana Mubarok)
      3.      Rifan Fadillah (suami dr. Siti Robiah Mubarok)
      4.      Siti Fatimah (istri Ustadz Ahmad Musalas Mubarok)

Cucu:
Dari Ustadz Drs. Ahmad Wahid Mubarok dan Fivi Lutfiyah, Am.A:
      1.      Athiyah Layla
      2.      Anwar Zaky Muhammad

Dari Ahmad Musana Mubarok dan Siti Nurwulandari:
      1.      Lamya Almira Ramadania

Dari dr. Siti Robiah Mubarok dan Rifan Fadillah:
      1.      Rafi Anfasa
      2.      Aurora
      3.      Asel

Dari Ustadz Ahmad Musalas Mubarok dan Siti Fatimah:

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons
Salurkan donasi Anda untuk pembangunan gedung Yayasan Nurul Imdad ke rekening BNI Cab Bogor No. Rek. 0003017331 an./ a wahid mubarok, hp: Aziez Fachruddin(0815 1763 7071). Kami ucapkan terima kasih, semoga menjadi amal jariyah kelak di akhirat. Amiin